PMS (Penyakit Menular Seksual)
§ PENGERTIAN
Adalah sekelompok penyakit yang
disebabkan oleh infeksi berbagai jenis mikroorganisme yang menimbulkan gejala
klinik utama di saluran kemih dan reproduksi dan atau jalur penularannya
melalui hubungan seksual.
Penyakit menular seksual merupakan
penyakit yang ditakuti oleh setiap orang. Angka kejadian penyakit ini termasuk
tinggi di Indonesia. Kelompok resiko yang rentan terinfeksi tentunya adalah
seseorang yang sering “jajan” alias punya kebiasaan perilaku yang tidak
sehat. Penyakit menular seksual yang nantinya kita bahas disini antara lain :
1. Herpes
2.
Gonorea
3.
Sifilis
§ FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
1.
Perubahan
demografi
-
Jumlah
penduduk
-
Mobilitas
masyarakat
-
Kemajuan
sosial ekonomi
-
Kebebasan
sosial maupun kebebasan seks
2.
Perubahan
sikap, terutama dalam bidang moral dan agama
3.
Kurang
diberikannya pendidikan masalah yang berkaitan dengan seksualitas
4.
Merasa aman
karena mudahnya obat atau alat kontrasepsi
5.
Fasilitas
kesehatan kurang memadai
6.
Banyak kasus
tanpa gejala, tetapi dapat menularkan yang lain
§ PENYEBAB
Kuman yang ditularkan
melalui hubungan sekseual maupun melalui hubungan kelamin.
§ DILIHAT DARI PENYEBABNYA, PMS DAPAT DIBAGI DALAM KELOMPOK
-
Bakteri
(gonore, chlamidia, sifilis)
-
Virus (
herpes genetalis, kondiloma akuminata, AIDS)
-
Protozoa (trichomoniasis
)
-
Jamur ( kandidiasis)
-
Ektoparasit
(kutu kelamin)
§ DILIHAT DARI GEJALA YANG DITIMBULKANNYA, DAPAT DIKELOMPOKKAN
-
PMS dengan
gejalanya keluarnya duh/cairan tubuh, misalnya : kencing nanah/ GO, chlamidia,
trichoniasis
-
PMS dengan
gejala timbulnya luka/ tukak pada alat kelamin, misalnya : sifilis
-
PMS dengan
gejala timbulnya tumbuhan, misalnya : kondiloma akuminata
Gejala tersebut juga dapat
disebabkan keadaan lain yang bukan PMS, sehingga apabila ada gejala tersebut
muncul harus segera dibawa ke dokter untuk pemeriksaan yang lebih lanjut
§ ORANG YANG BERISIKO TINGGI UNTUK MENDAPAT PMS
-
Umur 20- 24
tahun, (pria 20-30 tahun), (wanita 16-24 tahun)
-
Orang sering
bepergian
-
Prostitusi
-
Kaum
homoseksual
§ PERLU DIINGAT
-
Seseorang
yang mengidap PMS tidak selalu menunjukaa gejala terutama pada wanita
-
Penderita PMS
mempunyai resiko tertular HIV/AIDS sebanyak 20x atau lebih disebabkan karena
terdapatnya luka atau peradangan pada alat kelamin. Bila tidak diobati dengan
baik, dapat mengakibatkan:
a.
Penyakit
menjadi menahun (kronis)
b.
Kemandulan (
tidak bisa punya anak)
c.
Kanker alat
reproduksi
d.
Sering
keguguran
e.
Menularkan ke
bayinya
f.
Gangguan
kehamilan/kehamilan diluar kandungan
g.
Bayi lahir
cacat
h.
Terkena
infeksi HIV/AIDS
i.
Kematian
B. Macam-macam
PMS
1. HERPES
ü Definisi
Merupakan infeksi akut pada genetalia dengan gejala khas
berupa vesikel.
ü Etiologi
Disebabkan oleh virus herpes simpleks
tipe II. Cara penularan melalui hubungan kelamin, tanpa melalui hubungan
kelamin seperti : melalui alat-alat tidur, pakaian, handuk,dll atau sewaktu
proses persalinan/partus pervaginam pada ibu hamil dengan infeksi herpes pada
alat kelamin luar.
Perbedaan
HSV tipe I dengan tipe II
|
HSV tipe I
|
HSV tipe II
|
Predileksi
|
Kulit dan mukosa di luar
|
Kulit dan mukosa daerah genetalia dan perianal
|
Kultur pada chorioallatoic membran (CAM) dari telur ayam
|
Membentuk bercak kecil
|
Membentuk pock besar dan tebal
|
Serologi
|
Antibodi terhadap HSV tipe I
|
Antibodi terhadap HSV tipe II
|
Sifat lain
|
Tidak bersifat onkogeni
|
Bersifat onkogeni
|
ü Epidemiologi
Herpes simpleks virus tipe II ditemukan
pada wanita pelacur 10x lebih tinggi daripada wanita normal. Sedangkan HSV tipe
I sering dijumpai pada kelompok dengan sosioekonomi rendah.
ü Patogenesis
Infeksi herpes genitalis dapat sebagai
infeksi primer maupun sebagai infeksi rekuren.
·
Infeksi primer – Infeksi primer
terjadi bila virus dari luar masuk ke dalam tubuh penderita, DNA dari tubuh
penderita melakukan penggabungan dan mengadakan multiplikasi. Pada saat itu,
tubuh hospes belum memiliki antibodi yang spesifik hingga menimbulkan lesi
lebih luas. Selanjutnya virus menjalar melalui serabut syaraf sensorik menuju ganglion
sakralis (syaraf regional) dan berdiam disana.
·
Infeksi rekuren – Infeksi
rekuren terjadi pada suatu waktu bila ada faktor tertentu (trigger factor)
sehingga virus mengalami reaktivitas dan multiplikasi kembali.
ü Gambaran Klinis (Tanda dan Gejala)
Tanda
·
Eritem vesikel, pustul,
ulserasi multipel, erosi, lesi dengan krusta tergantung pada tingkat infeksi
·
Limfadenopati inguinal
·
Faringitis
·
Cervisitis
Gejala
·
Timbul 3-7
hari setelah paparan
·
Parestesia
ringan dan rasa panas
·
Nyeri
urinisasi ( retensi urin)
·
Vesikel jerih
pada labia mayora dan minora, kulit perineum,vestibula vulva-vagina, mukosa
servix
·
Timbul erupsi bintik kemerahan,
disertai rasa panas dan gatal pada kulit region genitalis.
·
Terkadang disertai demam,
seperti influenza, setelah 2-3 hari bintik kemerahan berubah menjadi vesikel
disertai nyeri.
·
5-7 hari, vesikel pecah dan
keluar cairan jernih sehingga timbul keropeng.
·
Uretra dan
vagina discharge
·
Limfadenopati
yang nyeri pada daerah inguinal
·
Nyeri pada
rektum
ü Komplikasi
·
Gangguan mobilitas, vaginitis,
urethritis, sistitis dan fisura ani herpetika terjadi bila mengenai region
genetalia.
·
Abortus
·
Anomali kongenital
·
Infeksi pada neonatus
(konjungtifitis/ keratis, ensefalitis, vesikulitis kutis, ikterus, dan anomali
konvulsi).
ü
Diagnosis
-
Anammesa
-
Hispatologis
Vesikel herpes
simplex terletak intraepidermal, epidermis yang terpengaruh dan inflamasi pada
dermis menjadi infiltrat dengan leukosit dan eksudat sereus yang merupakan
kumpulan sel yang terakumulasi didalam stratum korneum membentuk vesikel.
-
Pemeriksaan
serologis ( ELISA dan Tes POCK)
Beberapa pemeriksaan
serologis yang digunakan :
1.
ELISA
Elisa mendeteksi
adanya antibodi HSV-1 dan HSV-2
2.
Tes POCK
Untuk HSV-2 yang
sekarang mempunyai sensivitas yang tinggi.
-
Kultur Virus
Kultur virus
diperoleh dari specimen pada lesi yang dicurigai masih mrupakan prosedur
pilihan yang merupakan dold standart pada stadium awal infeksi. Bahan
pemeriksaan diambil dari lesi mukokutaneus pada stadium awal (vesikel dan
pustul). Pada herpes genitalis rekuren hasil kultur cepat menjadi negatif,
biasanya hari keempat timbulnya lesi, ini terjadi karena kurangnya pelepasan
virus, perubahan imun virus yang cepat, teknik yang kurang tepat atau
keterlambatan memproses sample. Jia titer dalam spesimen cukup tinggi maka
hasil positif dapat dilihat dalam waktu 24-48 jam.
-
Secara klinis
ditegakkan dengan adanya gejala khas
berupa vesikel berkelompok dengan dasar eritem dan bersifat rekuren. Gejala dan
tanda dihubungkan dengan HSV-2.
-
Secara
patologis perubahan imunoflrensensi pada lesi bula.
-
Pada herpes
gestasional yang berbentuk krusta, setelah lesi tumbuh akan terbentuk area
hiperpigmentasi yang kecil dan tidak berbentuk jaringan parut.
-
Pada infeksi
asimtomatis, pemeriksaan screening serologis TORCH pada wanita hamil mencakup
pemeriksaan serologis VHS tipe 1 dan tipe II.
-
Pemeriksaan
darah bisa menunjukkan adanya antibodi terhadap virus
ü Penularan
·
Kontak kulit, ciuman, hubungan seks dan oral seks
·
Suami atau istri dengan pasangan yang pernah terinfeksi
herpes genitalis
·
Yang juga dikhawatirkan adalah penularan ibu yang
mengidap HSV kepada bayi yang dikandung atau dilahirkannya.
ü Pencegahan
·
Hingga saat ini tidak ada satupun bahan yang efektif
mencegah HSV
·
Kondom dapat menurunkan transmisi penyakit, tetapi
penularan masih dapat terjadi pada daerah yang tidak tertutup kondom ketika
terjadi ekskresi virus.
·
Spermatisida yang berisi surfaktan nonoxynol-9
menyebabkan HSV menjadi inaktiv dan invitro
·
Jangan melakukan kontak oral genital pada keadaan dimana
ada gejala atau ditemukannya herpes oral
·
Secara ringkas ada 5 langkah utama untuk pencegahan
hepes genital yaitu :
- Medidik seseorang yang berisiko tinggi terkena herpes genitalis
dan PMS lainnya untuk mengurangi transmisi penularan
- Mendeteksi kasus yang tidak diterapi baik simtomatis atau
asimtomatis
- Mendiagnosis, konsul dan mengobati individu yang terinfeksi dan
follow up dengan tepat
- Evaluasi, konsul dan mengobati pasangan seksual dari ndividu yang
terinfeksi
- Skrining disertai diagnosis dini, konseling dan pengobatan sangat
berperan dalam pencegahan
ü Penanganan
·
Sampai
sekarang belum ada obat yang memuaskan untuk terapi herpes genitalis, namun
pengobatan secar umum perlu diperhatikan seperti menjaga kebersihan lokal,
menghindari trauma atau faktor pencetus.
·
Lakukan pemeriksaan serologi
(STS).
·
Atasi nyeri dan demam dengan
parasetamol 3 x 500 mg.
·
Bersihkan lesi dengan larutan
antiseptic dan kompres dengan air hangat.
·
Keringkan dan oleskan acyclovir
5% topikal setelah nyeri berkurang,
dioleskan 5-6 x/hari selama 10 hari oral 9x200 mg asikovir/hari.
·
Berikan acyclovir tablet 200 mg
tiap 4 jam.
·
Rawat inap bila terjadi demam
tinggi, nyeri hebat, retensi urin, konvulsi, neurosis, reaksi neurologik lokal,
ketuban pecah dini maupun partus prematurus.
·
Berikan pengobatan pada
pasangan berupa acyclovir oral selama 7 hari.
·
Bila terpaksa partus
pervaginam, hindari transmisi ke bayi atau penolong.
2.
GONORHEA
ü Pengertian
adalah penyakit kelamin yang bisa
terjadi pada pria maupun wanita. Disebut juga penyakit kencing nanah atau GO.
ü Penyebab
Penyebabnya adalah kuman Neisseria
Gonorrhoea, disebut juga gonokokus, berbentuk diplokokus.
Kuman ini menyerang selaput lendir dari
:
- Vagina, saluran
kencing dan daerah rahim/ leher rahim.
- Saluran tuba
fallopi.
- Anus dan rektum.
- Kelopak mata.
- Tenggorokan.
ü Tanda Dan Gejala
Penularan melalui oral, anal dan vaginal seks. Hampir 90% penderita
GO tidak memperlihatkan keluhan dan gejala. Tanda pada penderita GO baik lelaki
dan perempuan, bisa tanpa keluhan dan gejala.
Lelaki
- Keluar cairan
putih kekuning-kuningan melalui penis pada 2-7 hari setelah terinfeksi.
- Terasa panas dan
nyeri pada waktu kencing.
- Sering
buang air kecil.
- Terjadi
pembengkakan pada pelir (testis).
- Bila orang melakuakn seks anal munkin juga keluar cairan yang sama
dari dubur
Perempuan
- Gejala awal biasanya timbul dalam waktu 7-21 hari seelah terinfeksi
- Pengeluaran
cairan vagina tidak seperti biasa.
- Panas dan nyeri
saat kencing.
- Keluhan dan
gejala terkadang belum tampak meskipun sudah menular ke saluran tuba
fallopi.
- Infeksi yang kronis umum terjadi dan bisa menyebabkan kemandulan
Bila gejala sudah meluas ke arah PID (Pelvic Inflamatory Disease)
maka sering timbul :
- Nyeri perut
bagian bawah.
- Nyeri pinggang
bagian bawah.
- Nyeri sewaktu
hubungan seksual.
- Perdarahan
melalui vagina diantara waktu siklus haid.
- Mual-mual.
- Terdapat infeksi
rektum atau anus.
Bila GO tidak diobati maka ± 1% dari lelaki dan wanita, akan terjadi
DGI atau Dessiminated Gonorrhoe Infection. Tanda dan gejalanya
berupa demam, bercak di kulit, persendian bengkak dan nyeri, peradangan pada
dinding rongga jantung, peradangan selaput pembungkus otak serta meningitis.
ü Diagnosis
-
Pemeriksaan mikroskopik gram-strain dari smear yang
diambil dari cairan itu (nanah)
-
Cara pembiakan jika tidak ditemukan bakteri saat
pembiakan
-
Anemnesis berdasarkan gejala
-
Hubungan seksual melalui mulut (oral seks) dengan
seorang penderita gonore biasanya akan menyebabkan gonore pada tenggorokan
(faringitis gonokokal
-
Jika cairan yang terinfeksi mengenai mata, maka bisa
menyebabkan terjadinya infeksi mata luar ( konjungtivis gonore)
ü Komplikasi
Komplikasi dapat timbul pada bayi, lelaki maupun perempuan dewasa.
- Lelaki – prostatitis (radang kelenjar
prostat), adanya jaringan parut pada saluran kencing (urethra), mandul/ infertil, peradangan epididimis,
- Perempuan – PID, infertil, gangguan
menstruasi kronis, peradangan selaput lendir rahim setelah melahirkan
(post partum endometriosis),
abortus, cistitis (peradangan kandung kencing), peradangan disertai pus.
ü Pencegahan
- Menghindari seks
bebas (free sex).
- Monogami.
- Penggunaan kondom saat vaginal, oral maupun anal seks.
ü Penanganan
- Gonore gonore
biasanya diobati dengan suntikan tunggal seftriakson intramuskuler
(melalui otot)
- Pemberian antibiotik
per-oral (melalui mulut) selama 1 minggu biasanya diberikan doksisiklin
- Jika gonore telah
menyebar melalui aliran darah. Biasanya dirawat di rumah sakit dan
mendapatkan antibiotik intravena
- Pada masa kehamilan, berikan
antibiotika seperti : a) Ampisilin 2 gram IV dosis awal, lanjutkan dengan
3 x 1 gram per oral selama 7 hari. b) Ampisilin + Sulbaktan 2,25 gram oral
dosis tunggal. c) Spektinomisin 2 gram IM dosis tunggal. d) Seftriakson
500 mg IM dosis tunggal.
- Masa nifas, berikan antibiotika seperti
: a) Xiprofloksasin 1 gram dosis tunggal. b) Trimethroprim +
Sulfamethoksazol (160 mg + 800 mg) 5 kaplet dosis tunggal.
- Oftalmia neonatorum (konjungtivitis) :
a) Garamisin tetes mata 3 x 2 tetes. b) Antibiotika – Ampisilin 50 mg/
kgBB IM selama 7 hari; Amoksisilin + asam klamtanat 50 mg/ kgBB IM selama
7 hari; Seftriakson 50 mg/ kgBB IM dosis tunggal.
- Lakukan konseling tentang metode barier dalam
melakukan hubungan seksual.
- Berikan pengobatan yang sama pada
pasangannya.
- Buat jadual kunjungan ulang dan
pastikan pasangan & pasien akan menyelesaikan pengobatan hingga
tuntas.
C. SIFILIS
ü Pengertian
Adalah penyakit yang disebabkan oleh
Treponema Pallidum, bersifat kronik dan sistematik. Nama lain adalah Lues
venereal atau raja singa.
ü Penyebab
Penyebabnya adalah Treponema Pallidum,
termasuk ordo Spirochaecrales, familia Spirochaetaceae dan genus Treponema.
Bentuk spiral teratur, panjang 6-15 µm, lebar 0,15 µm, terdiri atas 8-24
lekukan. Pembiakan secara pembelahan melintang, pada stadium aktif terjadi
setiap 30 jam.
ü Klasifikasi
-
Sifilis terbagi
menjadi sifilis congenital dan sifilis akuista.
a.
Sifilis Kongenital, terbagi
atas : Dini (sebelum 2 tahun), Lanjut (sesudah 2 tahun), Stigmat
b.
Sifilis Akuista, terbagi : Klinik, Epidemiologik
-
Menurut caranya sifilis dibagi
menjadi tiga stadium yaitu : Stadium I (SI); Stadium II (SII); Stadium III
(SIII)
-
Secara epidemiologik, WHO
membagi menjadi :
a.
Stadium dini menular ( dalam
waktu 2 tahun sejak infeksi), terdiri dari SI, SII, stadium rekuren dan stadium
laten dini.
b.
Stadium lanjut tak menular
(setelah 2 tahun sejak infeksi), terdiri atas stadium laten lanjut dan SIII.
ü Komplikasi
-
Pada kehamilan:
-
Kurang dari 16 minggu : kematian
janin (sifilis fetalis).
-
Stadium lanjut : prematur,
gangguan pertumbuhan intra uterin, cacat berat (pnemonia, sirosis
hepatika, splenomegali, pankreas kongenital, kelainan kulit dan
osteokondritis).
ü Tanda dan gejala
-
Timbul dalam
waktu 1-13 minggu setelah infeksi, rata-rata 3-4 minggu. Infeksi oleh treponema
pallidum berkembang melalai 4 tahapan.
-
Fase primer
Terdarah,bentuk luka
atau ulkus yang tidak nyeri ( cangker) padatempat yang terinfeksi, yang sering
adalah penis , vulva atau vagina.
Cangker juga bisa
dtemukan dianus , rektum, bibir, idah, tenggorokan, leher rahim, jari-jari
tangan atau bagian tubuh lainnya.
Cangker berawal
sebagai suatu daerah penonjolan kecil yang dengan segera akan berubah menjadi
ulkus( luka terbuka) tanpa disertai dengan nyeri. Luka tersebut tidak
mengeluarkan darah tetapi jika digaruk akan mengeluarkan cairan jernih yang
sangat menular.luka biasanya membaik dalam waktu 3-12 minggu dan sesudahnya
penderita tampak sehat keseluruhan.
-
Fase Sekunder
Diulai
dengan ruam kulit yang lam waktu 5-12 minggu setelah terinfeksi. Meskipun tidak
diobati , ruam akan mengholang dengan sendirinya.tetapai beberapa minggu atau
bulan akan timbul ruam yang baru.
-
Fase laten
Setelah
penderita sembuh dari fase sekunder, penyakit akan memasuki fase laten dimana
tidak nampak gejala sama sekali. Fase ini bisa berlangsung bertahun –tahun atau
berpuluh-puluh tahun atau bahkan sepanjang hidup penderita.
-
Fase Tersier
Pada
fase tersier penderita tidak lagi menularkan penyakitnya. Gejala bervariasi
mulai ringan sampai sangat parah.
-
Lesi (berupa ulkus, soliter,
dasar bersih, batas halus, bentuk bulat/longitudinal).
-
Tanpa nyeri tekan.
ü Penularan
-
Kuman yang
ditularkan melalui hubungang seks oral maupun melalui hubungan intim,
-
Penularan
biasanya melalui kontak seksual, tetapi ada beberapa contoh lain sepserti
kontak langsung dan kongenital sifilis (penularan melalui ibu ke anak dalam
uterus)
ü Diagnosa
-
Dalam
anamnesis terdapat riwayat persalinan kurang bulan atau kelahiran mati
-
Tes serologis
-
Pendukung hasil
tes serologis
·
Fluorescent
Treponemal Antibody Absorption Test (FTA-ABS)
·
Microhemagglutinaton
Assay For Antibodies to Treponemal Pallidum (TPHA)
-
Skrining pada
saat PNC
-
Pada pasien
resiko skrining diulang pada trimester III
ü Penanganan
-
Menerapkan prinsip pencegahan
infeksi pada persalinan.
-
Menerapkan prinsip pencegahan
infeksi pada penggunaan instrumen.
-
Pemberian antibiotika, misal :
Benzalin pensilin 4,8 juta unit IM setiap minggu dengan 4x pemberian;
Dofsisiklin 200 mg oral dosis awal, dilanjutkan 2×100 mg oral hingga 20 hari;
Sefriakson 500 mg IM selama 10 hari.
-
Sebelum pemberian terapi pada
bayi dengan dugaan/ terbukti menderita sifilis kongenital, maka dilakukan
pemeriksaan cairan serebrospinalis dan uji serologik tiap bulan sampai negatif.
Berikan antibiotik : Benzalin pensilin 200.000 IU/ kgBB per minggu hingga 4x
pemberian; Sefriakson 50 mg/ kg BB dosis tunggal (per hari 10 hari).
-
Lakukan konseling preventif, pengobatan tuntas dan
asuhan mandiri.
-
Memastikan pengobatan lengkap
dan kontrol terjadwal.
-
Pantau lesi kronik atau gejala
neurologik yang menyertai.
-
Durasi
infeksi < 1 tahun
a.
Benzathine
penicilline 2,4 juta U IM dosis tunggal. Ada yang menganjurkan dosisi ulangan 1
minggu kemudian
b.
Apabila
alergi penicilline diberi eritromisin 4x500mg per oral selama 15 hari
-
Durasi
infeksi < 1 tahun
a.
Benzathine
penicilline G 2,4 juta U IM setiap minggu untuk 3 kali pemberian. Apabila
alergi penicilline diberi eritromisin 4x500mg selama 30 hari
-
VDRL test
diulang pada 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, setelah terapi karena akan terjadi
penurunan titer 4 kali lipat selama tahun pertama
-
Setelah menjalani pengobatan,
penderita sifilis fase laten atau fase tersier diperiksa secara teratur
-
Hasil positif dari pemeriksaan
antibody yang biasanya menetap selama beberapa tahun, kadang seumur hidup
penderita. Hal ini tidak menunjukkan adanya suatu infeksi baru. Untuk
mengetahui adanya infeksi baru dilakukan pemeriksaan darah yang lain